400-8110-218
· Kue jadul
Judul Utama Nanyang
Berita

Tidak hanya kue: "Soft power" budaya Nanyangdashifu dan interaksi dengan komunitas Indonesia

 

Tidak hanya kue: "Soft power" budaya Nanyangdashifu dan interaksi dengan komunitas Indonesia(图1)


Ketika sebuah merek kuliner melintasi batas negara, yang dibawanya jauh lebih dari sekadar makanan itu sendiri. Perjalanan Nanyangdashifu di Indonesia semakin berkembang menjadi interaksi budaya yang mendalam dan pembangunan komunitas bersama. Melalui bahasa universal makanan, merek ini menyampaikan estetika kehidupan Timur dan secara aktif menyatu dengan masyarakat lokal, menunjukkan "soft power" unik dari merek tersebut.

 

1. Makanan sebagai sarana untuk menyampaikan estetika kehidupan Timur

 

Desain toko Master South China biasanya menggunakan warna kayu alami yang hangat, pencahayaan yang cerah, dan dapur belakang berlapis kaca transparan, menciptakan ruang estetika oriental modern yang sederhana, bersih, dan hangat. Ini bukan sekadar gaya dekorasi, tetapi juga menyampaikan sikap yang menghargai kerajinan, terbuka dan transparan, serta mengejar kualitas hidup. "Kerajinan" dan "tangan" yang ditekankan merek disampaikan kepada pelanggan melalui proses pembakaran yang terlihat jelas, yang kontras dengan makanan cepat saji industri, secara halus memengaruhi persepsi konsumen tentang "makanan enak" dan "hidup yang baik". Menikmati kue yang dibuat dengan penuh perhatian menjadi ritual hidup untuk melambatkan ritme dan menikmati saat ini.

 

2. Interaksi komunitas yang mendalam, dari pelanggan menjadi "keluarga"

 

Merek ini sangat memahami pentingnya membangun ikatan emosional di pasar luar negeri. Di Indonesia, Nanyangdashifu secara aktif berinteraksi dengan komunitas lokal melalui berbagai cara:

 

Integrasi festival: Dalam festival tradisional Tiongkok seperti Festival Pertengahan Musim Gugur dan Tahun Baru Imlek, peluncuran kotak hadiah terbatas atau produk khusus, serta kolaborasi dengan komunitas Tionghoa lokal untuk mengadakan acara. Pada saat yang sama, juga aktif berpartisipasi dalam festival besar Indonesia, merancang produk khusus yang memiliki makna perayaan bersama, mencerminkan penghormatan dan integrasi budaya.

 

3.

 

Dialog media sosial: Akun resmi media sosial mereka tidak hanya sekadar promosi satu arah, tetapi juga fokus pada interaksi menyenangkan dengan penggemar, menyelenggarakan acara seperti pengumpulan pengalaman kue dan kuis berhadiah, untuk mengubah pengikut online menjadi peserta aktif dalam komunitas merek.

 

Kolaborasi lokal: Bermitra dengan IP terkenal, desainer, atau organisasi nirlaba lokal di Indonesia untuk meluncurkan produk kolaborasi atau mengadakan acara amal, menembus jaringan budaya lokal, serta meningkatkan citra positif dan tanggung jawab sosial merek.

 

3. Memfasilitasi kewirausahaan lokal, menciptakan nilai ekonomi bersama

 

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, model waralaba Master South Sea memberikan peluang berharga bagi pengusaha lokal di Indonesia. Kerja sama ini bukan hanya sekadar transaksi bisnis, tetapi juga transfer pengetahuan dan keterampilan. Brand ini menerapkan sistem manajemen operasional yang matang, teknologi produk, dan pengetahuan pemasaran kepada mitra lokal, membantu mereka mewujudkan impian berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan. Cara "memberikan ikan serta cara membuat ikan" ini menjalin hubungan erat antara perkembangan brand dengan pertumbuhan ekonomi komunitas lokal, membentuk komunitas kepentingan dan emosional yang kuat.

 

4. Membangun jembatan budaya, mempromosikan pemahaman rakyat

 

Pada tingkat yang lebih luas, Master Nam Yang sebagai simbol budaya yang mudah dikenali menjadi jembatan kecil dan konkret dalam pertukaran budaya rakyat Tiongkok dan Indonesia. Seorang pemuda Indonesia mungkin tertarik pada budaya roti Timur di balik kue yang disukainya; seorang pelanggan Tionghoa menemukan kenyamanan saat mencicipi rasa familiar di negeri asing. Kontak budaya berbasis konsumsi sehari-hari yang berasal dari bawah ini alami dan akrab, membantu meningkatkan pemahaman timbal balik dan persahabatan antara rakyat kedua negara.

 

Dengan demikian, peran Nan Yang Da Shi Fu di Indonesia telah melampaui sekadar menjadi merek kue biasa. Ini adalah penyebar budaya yang memulai dari kuliner berjiwa, peserta komunitas yang aktif membangun hubungan lokal, serta mitra bisnis yang membangun impian individu. Ini membuktikan bahwa suksesnya ekspansi merek ke luar negeri bukan hanya tentang ekspor produk, tetapi juga pertukaran dan resonansi nilai serta gaya hidup, sebuah perjalanan jangka panjang untuk menabur benih, mekar, dan berbuah manis di tanah asing.

 


Artikel Sebelumnya:Dari Jakarta ke Surabaya: Meng
Artikel Seterusnya:Tiada yang tersedia