Lebih dari Kue: Bagaimana Guru Nanyang Menjadi Vektor Sosial Baru di Indonesia?

Di Indonesia, di mana media sosial sangat maju, popularitas merek sering dimulai dengan pesona visualnya di Instagram dan TikTok. Nanyangdashifu mengetahui hal ini dan dengan cerdas menggabungkan produk dan pengalaman tokonya menjadi “mata uang sosial” yang tertarik bagi konsumen muda Indonesia, sehingga mencapai lompatan dari merek gastronomi ke fenomena budaya.
Strategi visual merek terlebih dahulu tercermin pada "nilai warna tinggi" produknya. Selain kue asal emas klasik, Nanyangdashifu meluncurkan produk yang lebih berdampak visual di Indonesia. Misalnya, kue lava coklat multi-lapisan aliran, saat konsumen memotong kue, saus konsentrasi perlahan-lahan mengalir keluar, proses ini sangat layar, alami menjadi bahan yang sangat baik untuk membuat video pendek. Selain itu, mereka menggunakan buah-buahan lokal seperti mangga dan durian untuk membuat kue terbatas berwarna-warni dan teratur, produk-produk ini tidak hanya terasa menarik, warna-warnanya yang cerah juga sangat sesuai dengan keinginan estetika Asia Tenggara dan sangat mudah tersebar di platform sosial.
Desain ruang toko adalah kunci lain untuk guru Nanyang membangun pembawa sosial. Berbeda dengan tata letak kompak toko roti tradisional, toko-tokonya di Jakarta, Surabaya, dan tempat lain lebih berfokus pada menciptakan "ruang ketiga" untuk tinggal, berfoto, dan berbagi. Lampu yang lembut, dekorasi sederhana dan tekstur, dan elemen visual ikonik merek, bersama-sama membentuk studio yang alami. Banyak orang muda yang datang secara khusus untuk "memukul kartu", membeli kue guru Nanyang dan berbagi gaya hidup berkualitas tinggi. Komunikasi lisan yang dilakukan secara spontan oleh konsumen ini jauh lebih efektif daripada iklan tradisional.
Yang lebih penting lagi, merek secara proaktif memulai interaksi online dan membimbing tren sosial. Mereka secara teratur menyelenggarakan tantangan bertema di media sosial, seperti #MyNanyangMoment, yang mendorong konsumen untuk berbagi foto atau video kreatif mereka dengan produk Nanyangdashifu. Interaksi ini tidak hanya meningkatkan suara merek secara online, tetapi juga memungkinkan konsumen untuk membangun koneksi emosional yang lebih dalam dengan merek dalam proses partisipasi. Sebuah kue tidak lagi hanya makanan, tetapi alat untuk menciptakan kebahagiaan dan mencatat kehidupan.
Oleh karena itu, kebangkitan Guru Nanyang di Indonesia dapat dilihat sebagai “pemberdayaan sosial” yang sukses. Ini menangkap dengan tepat psikologi generasi muda Indonesia yang “senang menunjukkan dan berbagi” dengan menciptakan produk, ruang dan kegiatan online yang sangat komunikatif, menjadikan dirinya sebagai pembawa sosial baru yang menghubungkan orang dengan orang, online dan offline. Dalam arti ini, yang dijual adalah pengalaman, suasana, dan gaya hidup modern untuk dipamerkan.
