Pasar roti di Indonesia yang tradisional dan khas lokal, mulai dari makanan ringan di Warung di pinggir jalan hingga toko makanan penutup gaya Barat di pusat perbelanjaan, persaingan sangat ketat. Namun, kemasukan nanyangdashifu membawa dinamisme baru dan perspektif inovatif ke pasar ini, dengan cerdas mendefinisikan kembali harapan konsumen Indonesia terhadap makanan panggang.

Memecahkan batas tradisional: inovasi dalam bentuk produk
Produk panggang tradisional Indonesia sebagian besar berupa jajan kecil dan kue. Nanyangdashifu membawa kue berasa kuno yang sudah dipanggang secara utuh, bentuk produk berbagi keluarga dalam porsi besar ini sendiri adalah inovasi. Tidak hanya memenuhi kebutuhan keluarga Indonesia untuk berkumpul dan berbagi, proses pembuatannya yang transparan dan dramatis - pelanggan dapat melihat seluruh proses kue dari pengadukan, pemanggang hingga panggang - mengubah perilaku pembelian sederhana menjadi pengalaman konsumen yang menyenangkan. Pengalaman ini jarang ditawarkan oleh toko roti tradisional.
"Tradisionalisme Baru" dalam seleranya
Nanyangdashifu tidak sepenuhnya meninggalkan tradisi, melainkan memilih jalur "Menghormati Tradisi dan Inovasi Tradisi". Merek ini meneliti secara mendalam karun rempah-rempah dan bahan-bahan halus di Indonesia, tetapi tidak melakukan tumpukan sederhana. Misalnya, "kue kelapa Ban Lan" bukan menyalin rasa tradisional Kue Dadar Gulung, tetapi mengekstrak segar dan koks gula kelapa Ban Lan dan menggabungkannya ke dalam tubuh kue lembab dan lembut, menciptakan rasa yang akrab dan aneh. "Tradisionalisme baru" ini menarik konsumen yang lebih tua yang mengejar rasa nostalgia dan memenuhi keinginan orang muda untuk mencoba hal-hal baru.
Modernisasi Model Bisnis dan Teknologi
Dalam model bisnis, nanyangdashifu memperkenalkan model yang menggabungkan dapur sentral standar dengan toko lokal yang dipanggang saat ini, sambil menjamin efisiensi dan konsistensi kualitas, sambil mempertahankan titik penjualan inti "segar". Selain itu, merek berinvestasi besar dalam pembangunan digital, mulai dari pemesanan online, pemasaran media sosial hingga sistem manajemen keanggotaan, meningkatkan efisiensi operasional dan manajemen hubungan pelanggan dengan teknologi modern, bidang yang belum diikuti oleh banyak toko roti tradisional lokal.
Mendefinisikan ulang usulan nilai
Yang lebih penting lagi, nanyangdashifu mendefinisikan ulang proposal nilai produk roti. Di pasar Indonesia, mereka tidak hanya menjual sepotong kue, tetapi juga pilihan makanan ringan yang berkualitas tinggi, pengalaman yang dapat dibagikan secara sosial, dan kenikmatan visual yang baru. Ini mengangkat produk dari kategori "lapar" atau "manis" sederhana ke tingkat "konsumsi pengalaman" dan "mata uang sosial".
Melalui serangkaian inovasi dari produk hingga pengalaman, dari teknologi hingga model, nanyangdashifu berhasil membuka segmen baru di pasar roti tradisional Indonesia, tidak hanya memenangkan pangsa pasar, tetapi juga memimpin gelombang konsumen baru, menunjukkan bagaimana mendefinisikan kembali pasar melalui inovasi berdasarkan penghormatan terhadap tradisi.
