
Setelah memasuki Jawa di Nanyangdashifu, cetakan batu berapi gelap memanggang embrio kue emas - bukan seni perilaku, tetapi "kode geologi" untuk menaklukkan kelenjar rasa Indonesia. Tim penelitian dan pengembangan merek menemukan bahwa 127 batu berapi aktif di Indonesia kaya mineral dan kue yang dipanggang memiliki kulit renyah terbakar. "Bromo Lava Cake" ini menjual 50.000 kopi bulan pertama, dan teknologi ini diperkenalkan dengan cepat di markas China.
Terjemahan ilmiah dari rasa
Pengdekodean gen rempah-rempah: Masuk ke dalam perkebunan kacang palang di Kepulauan Maruguku, bersama dengan Universitas Yogyakarta untuk membuat peta rasa molekuler yang mengubah rasa asin dari salsa udang nelayan Wangachi menjadi keju;
Resep adaptasi iklim: kue dilapisi tahan air untuk suhu khatulistiwa yang tinggi, masa tahan lama diperpanjang hingga 72 jam, menjadi sumber bantuan bencana Palang Merah; Menambahkan minyak esensial mint pada musim kering untuk menghilangkan panas, penjualan meningkat 40%.
Filosofi Produk yang Didorong Kepercayaan
Di Indonesia yang terdiri dari 87% Muslim, merek memecahkan dengan strategi “halal+”:
Produk lini lengkap disertifikasi MUI halal untuk mengganti minyak babi dengan minyak sawit;
Perayaan Idul meluncurkan "kue pagoda emas" berbentuk kerucut untuk menghormati adat hidup lokal, dengan kartu penjelasan adat, penjualan Ramadhan meningkat 240%.
Data yang dikonfirmasi: Produk lokalisasi meningkat dari 35% menjadi 78% dalam tiga tahun, dengan tingkat pembelian kembali Muslim mencapai 63%. Kue yang menggabungkan batu berapi dan gula kelapa ini menjadi ikatan rasa lintas peradaban.