400-8110-218
· Kue jadul
Judul Utama Nanyang
Berita

  Dari dapur hingga komunitas: Ekonomi pengalaman "imersif" Nanyangdashifu di Indonesia

 

Dari dapur hingga komunitas: Ekonomi pengalaman "imersif" Nanyangdashifu di Indonesia(图1)


  Di era peningkatan konsumsi, nilai produk itu sendiri hanyalah titik awal. Pengembangan Nanyangdashifu di pasar Indonesia mengungkap strategi yang lebih dalam: membangun pengalaman konsumsi "imersif" dari dapur yang transparan hingga komunitas terintegrasi online dan offline, mengubah pembelian kue biasa menjadi perjalanan merek yang dapat dirasakan, diikuti, dan dibagikan.

 

  Adegan Pertama: "Prelude" Visual dan Indera Penciuman - Dapur Transparan dan Pembakaran Langsung

 

  Memasuki toko mana pun Master Kong Indonesia, yang pertama kali menarik perhatian konsumen adalah indera mereka. Desain "dapur transparan" yang khas merek ini bukanlah kebetulan. Ia mengubah proses operasional misterius dari dapur tradisional menjadi sebuah "teater kuliner" yang terbuka. Pelanggan dapat menyaksikan langsung bagaimana adonan kuning keemasan dituangkan ke dalam cetakan, menonton kue perlahan mengembang di dalam oven dan mengenakan jubah warna karamel. Seluruh proses ini diiringi aroma telur dan susu yang hangat dan menggugah seluruh ruangan. Transparansi "apa yang terlihat adalah apa yang didapat" ini membangun kepercayaan yang kuatkonsumen merasa tenang dengan makanan yang mereka nikmati. Sementara itu, janji "baru dipanggang" dari pembuatan langsung di tempat sangat merangsang keinginan untuk mengonsumsi secara instan, dan menunggu beberapa menit hingga kue matang pun berubah menjadi ritual penuh harapan.

 

  Adegan Kedua: "Klimaks" Sentuhan dan Rasa - Interaksi Produk dan Titik Tenggelam Memori

 

  Inti dari pengalaman akhirnya jatuh pada produk. Kue Master Nam Yang, terutama klasik "Kue Getar Pinggul", memiliki atribut interaktif yang sangat kuat dalam desainnya. Ketika staf mengeluarkannya dari cetakan dan memotongnya, tekstur kue yang elastis dan sedikit "getaran" itu sendiri merupakan pengalaman visual dan taktus yang menarik, sangat mudah memicu pelanggan untuk berfoto dan berbagi. Ketika pelanggan mencicipinya, tekstur yang sangat lembut dan lembap dengan aroma manis alami telur dan susu menciptakan titik jangkar ingatan yang kuat di lidah. Kejutan yang konsisten dari visual, taktus hingga rasa ini menyelesaikan bagian paling inti dan memuaskan dalam pengalaman konsumsi.

 

  Adegan Ketiga: "Perluasan" Digital dan Emosional - Pembangunan Komunitas dan Resonansi Emosional

 

  Pengalaman tidak berakhir dengan selesainya transaksi. Nanyangdashifu secara aktif memanfaatkan media sosial dan platform kehidupan lokal (seperti Instagram, TikTok, GoFood/GrabFood) untuk memperluas pengalaman offline ke ruang digital online.

 

 

  Kolaborasi konten: Merek mendorong pengguna untuk berbagi momen interaksi mereka dengan kuebisa berupa video pendek yang merekam kue "bergetar", foto saat berbagi kue dengan keluarga saat minum teh sore, atau ulasan rasa baru seperti "kue戚风 vanila". Konten yang dibuat pengguna (UGC) ini menjadi iklan yang paling otentik dan menarik.

 

  Interaksi komunitas: Melalui akun resmi, merek memulai tantangan topik, mendistribusikan kupon pengalaman produk baru, mengadakan kelas kue online, dan aktivitas lainnya untuk menjaga interaksi berkelanjutan dengan konsumen, mengubah pelanggan menjadi penggemar, dan membangun komunitas online dengan minat bersama (makanan, gaya hidup berkualitas).

 

  Koneksi emosional: Inti hangat yang selalu disampaikan merek, "kenangan dari sebuah kue telur," terus diperkuat dan diwujudkan dalam diskusi komunitas. Konsumen tidak hanya berbagi produk, tetapi juga kisah emosional di baliknyawaktu bersama keluarga, pertemuan teman, atau momen relaksasi pribadi. Dengan demikian, merek ini terbenam dalam kehidupan emosional dan jaringan sosial konsumen.

 

  Melalui "pengalaman imersif" yang dirancang dengan cermat ini, Nanyangdashifu tidak hanya menjual kue di Indonesia, tetapi juga menghadirkan kenangan menyenangkan yang lengkapdari harapan, kejutan hingga berbagi. Dengan menciptakan pengalaman indrawi di ruang offline dan mengelola emosi di komunitas online, mereka berhasil mengubah perilaku belanja sekali pakai menjadi hubungan jangka panjang dengan merek. Inilah kunci utama mereka dalam membangun parit yang dalam di tengah persaingan pasar yang ketat.

 


Artikel Sebelumnya:"Kode" Indonesia dar
Artikel Seterusnya:Tiada yang tersedia