Inovator Fenomenal di Industri Baking: Bagaimana Guru Nanyang Merubah Standar Kue Indonesia

Sebelum Nanyangdashifu memasuki pasar Indonesia, pasar pemanggang kue setempat mungkin tidak pernah berpikir bahwa sepotong kue yang tampaknya sederhana bisa menimbulkan gelombang besar seperti itu. Ini bukan sekedar penambahan merek baru, tetapi dengan pencarian kualitas yang ekstrim dan model operasinya yang transparan, diam-diam membentuk kembali pengertian dan standar konsumen Indonesia tentang "kue yang baik".
Standar 1: sangat segar, perubahan konsep dari "masa simpan" ke "masa rasa". Guru Nanyang menegakkan prinsip "sekarang dipanggang dan dijual, Nissan Sunshine". Hal ini sangat kontras dengan banyak pra-kemasan, jajan industri masa tahan lama yang tersedia di pasar. Ini mendidik pasar: rasa kue terbaik yang ada dalam beberapa jam setelah dipanggang. Pencarian yang hampir paranoid untuk "segar" ini mendefinisikan ulang "periode rasa emas" kue, membimbing konsumen untuk mengejar nikmat instan berkualitas yang lebih tinggi.
Standar 2: Bahan baku transparan, kembali nilai dari "aditif" ke "bahan murni". Di saat konsumen semakin peduli dengan kesehatan makanan, Nanyangdashifu menanggapi dengan daftar bahan bakunya yang singkat. Mengiklankan bahan baku non-GMO yang digunakan, telur segar, lemak susu berkualitas tinggi, dan menunjukkan proses produksi secara sepenuhnya transparan kepada konsumen. Hal ini tidak diragukan lagi adalah "kekecewaan" terhadap penggunaan umum aditif seperti aroma dan pengawet di industri, sehingga kue kembali ke nilai aslinya sebagai makanan.
Standar ketiga: Kerajinan, hubungan emosional dari "pabrik" ke "perasaan kerajinan tangan". Meskipun memiliki proses standar, Nanyangdashifu menyuntikkan suhu dan emosi "buatan tangan" untuk produksi industri melalui operasi yang jelas dan proses panggang yang unik (seperti metode panggang mandi air). Setiap kue membutuhkan pemantauan sepanjang masa oleh seorang guru yang berpengalaman, dan konsentrasi dan kesabaran yang membuat produk melampaui aspek material murni menambahkan nilai emosional kerajinan dan waktu.
Standar 4: Persepsi nilai, peningkatan konsumsi dari "berdasarkan berat" ke "membayar untuk pengalaman". Kue Nanyangdashifu dijual dalam kotak utuh atau standar, harganya mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan kue tradisional. Tapi itu berhasil memberikan persamaan nilai yang sama sekali baru kepada konsumen: Anda tidak hanya membayar berat kue itu sendiri, tetapi juga untuk kualitas segar, kerajinan, pengalaman unik dan komitmen merek di baliknya. Hal ini mendorong peningkatan konsumsi di pasar roti Indonesia.
Dengan demikian, Guru Nanyang memainkan peran “inovator” di Indonesia. Dengan menetapkan serangkaian standar tinggi yang terlihat, dirasakan, dan dirasakan, tidak hanya memenangkan pasar, tetapi juga meningkatkan dimensi kompetitif industri secara keseluruhan, mendorong rekan-rekan untuk lebih fokus pada sifat produk dan pengalaman konsumen. Hal ini membuktikan bahwa di pasar mana pun, kejujuran dan kualitas selalu menjadi cara untuk menembus siklus dan memenangkan hati orang.
