400-8110-218
· Kue jadul
Judul Utama Nanyang
Berita

Ketika tukang kue Nanyangdashifu mempelajari teknik menggambar "tekstur kandi" dari guru lilin Jawa, simbiosis yang mendalam antara bisnis dan seni sedang terjadi. Merek memungkinkan keterampilan tradisional untuk kembali hidup dalam bisnis modern melalui model cultural equity.

 

Dari Waxing ke Kue: Eksperimen Simbiosis Seni Indonesia Nanyangdashifu(图1)


Terjemahan komersial dari unsur-unsur non-genetik

Rencana Rasa Badib:

Mengubah 17 tekstur klasik dari lilin Yogyakarta menjadi potongan gula hiasan kue;

Setiap "Buddy Roll" yang dijual, 5% dari hasilnya disumbangkan untuk perbaikan bengkel pencelupan lilin.

 

Lokakarya Penyelenggaraman Kulit:

Toko Bandung mengatur "teater pemanggang bayangan cahaya", konsumen dapat memanipulasi bayangan kulit untuk berpartisipasi dalam pembuatan kue;

Berasal dari "kue kotak buta karakter wowyang", mengumpulkan 9 peralatan bayangan kulit edisi terbatas yang dapat ditukar.

 

Program Pemberdayaan Bisnis Artis

insentif budaya:

Artis dengan keterampilan dalam saham, berpartisipasi dalam pembagian produk, seperti lilin master Sutomo dibagi menjadi lebih dari 800.000 yuan per tahun;

Bank Seni Digital:

Mengdigitalkan tekstur tradisional menjadi NFT, seniman dapat mendapatkan keuntungan hak cipta secara berkelanjutan.

 

Dari Produk ke Infrastruktur Budaya

Mendukung pemulihan lokasi asli toko kue Cina Centennial di Sambao Monopoly, diubah menjadi "Museum Budaya Baking Cina-India";

Melakukan kursus Estetika Bisnisdengan Akademi Seni Indonesia untuk melatih pengrajin muda yang memahami pemanggang.

Eksperimen ini membuktikan bahwa bisnis dapat menjadi pembawa terbaik warisan budaya.


Artikel Sebelumnya:Ekonomi Pulau Nanyangdashifu:
Artikel Seterusnya:Strategi Laut Biru Nanyangdash